Monday, February 26, 2018

Adab, Jadikan yang Pertama Bagi Si Kecil

Bismillahirrahmanirrahim.

Sejatinya tulisan ini adalah perpaduan hasil menyimak kajian dari Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri yang berjudul "Wahai Anakku… Belajarlah Adab dari Mereka", membaca buku karangan Dr. Muhammad Nur bin Abdul Hafizh Suwaid yang berjudul "Prophetic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak" dengan fokus pada Bab 12 – Membentuk Akhlak Islami Anak, dan menyuarakan sedikit saja pendapat Ruang Si Kecil sebagai bumbu penyambung antara dua sumber.


Adab, Apa yang Dimaksud Adab? 

Ibnu Sirin rahimahullah menjelaskan:
Adab adalah hadiu atau sebuah pribadi yang utuh yang menggabungkan antara teori dan praktik. Disana ada adab kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, adab kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan adab kepada sesama makhluk.

Al Imam Ibnul Mubarak rahimahullah mengatakan:
Adab itu adalah mengenal hawa nafsu (hawa nafsu kepada yang buruk) atau jiwa dan kepentingan-kepentingannya lalu dijauhi.

Al Junaid rahimahullah ketika ditanya tentang adab, beliau menjawab:
Maksudnya adalah memperlakukan orang lain dengan baik.

Sehingga adab dapat digarisbawahi sebagai bukti nyata dalam wujud baiknya kepribadian anak akibat adanya pemberian ilmu yang telah dibekali oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga sejak dini agar senantiasa bekal tersebut menjadi bekal terbaik yang menemani perjalanannya hingga dewasa.

Photo by pixabay
-genggam erat jemari anak kita hingga ia siap berkelana dengan adab dan akhlak yang baik-

Selain itu, diantara beberapa bukti penjelasan terhadap pentingnya adab untuk ditanamkan pada anak oleh lingkungan keluarganya, penyair Saleh bin Abdul Quddus juga menuliskan serangkaian kata indah yang maknanya teramat dalam lagi menyeluruh tentang adab hingga akhlak. Begini bunyinya: 
Orang yang engkau ajari adab dimasa kanak-kanaknya
Laksana ranting kecil yang ditanam dan disiram air

Sampai engkau melihatnya berdaun nan segar

Setelah engkau melihatnya kering meranggas

Orang tua tidak akan meninggalkan akhlaknya

Sampai terkubur di tanah makamnya

Setelah mengerti, dia kembali menjadi bodoh

Demikian juga penyakit yang kembali menyerang

Mengapa Harus Adab?

Adab juga merupakan keterkaitan antara hak dan kewajiban. Lebih tepatnya, hak anak yang diperoleh karena kewajiban yang orang tua penuhi. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata:
Salah satu hak anak yang wajib ditunaikan orang tua adalah memperbaiki adab anaknya.

Sobat Si Kecil, hak anak yang terpenuhi akan berdampak pada pembentukan akhlak anak tersebut. Adab dan akhlak memiliki hubungan timbal balik searah yang positif. Jika adab anak baik, maka akhlaknya mulia. Demikian pula jika akhlaknya mulia, tentu adabnya baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak adalah budi pekerti. Sedangkan menurut Dr. Muhammad Nur dalam bukunya yang menyadur Kitab Fathul Ghaffar bi Syarhil Manar karya Ibnu Nujaim al-Hanafi, beliau menuliskan bahwa:
Akhlak ( اَلْخُلُقُ ) dengan harakat dhammah atau sukun pada huruf Lam artinya perilaku dan tabiat. Demikian disebutkan dalam kitab ash-Shihah. Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya mengatakan, ( اَلْخُلُقُ ) secara etimologis adalah adab seseorang dalam dirinya, sebab menjadi semacam anggota tubuhnya. (…)

Telah menjadi sorotan perhatian dari kalangan pendidik maupun masyarakat akan kemerosotan moral anak muda saat ini. Tindakan-tindakan anak muda yang diluar batas kewajaran tersebut mencerminkan bahwa kurangnya pendidikan adab yang diterima. Ingatkah kita jika bangsa ini terkenal dengan masyarakatnya yang ramah? Sikap ramah atau sopan santun merupakan salah satu contoh adab yang baik antarsesama berupa adab penghormatan dan adab persaudaraan. Sungguh miris jika identitas bangsa menjadi asing. Ini baru menyangkut dampaknya terhadap bangsa, belum lagi terhadap agama. Marilah kita renungkan dalam hati masing-masing.

Selanjutnya, hal yang tak kalah penting lainnya adalah tips yang telah berulang kali diserukan oleh para ulama kepada kita, yaitu pesan dari Imam Malik bin Anas:
Tidak akan bisa memperbaiki kondisi orang-orang yang datang kemudian dari umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki kondisi orang-orang petamanya.

Adab, Rumus Mendidik Anak

Jika rumus dalam mendidik anak dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan menjadikan adab yang pertama, maka sudah sepatutnya kita meneladani tindakan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan kaum salafus-saleh juga menaruh perhatian serius terhadap adab karena salafus-saleh paham betapa terpujinya warisan berupa ajaran dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada umat.

Marilah kita kembali mengingat bagaimana salafus-saleh mengajarkan adab kepada anak. Bahkan ulama terdahulu rela safar untuk mempelajari adab. Berkatalah Imam Habib bin Syahid kepada Ibrahim (anaknya):
Wahai anakku, bersahabatlah dengan para pakar fiqih dan bersahabatlah dengan para ulama dan belajarlah dari mereka dan ambillah adab-adab mereka, karena itu lebih aku sukai daripada banyaknya hadits yang engkau kuasai.

Betapa pentingnya adab bagi salafus-saleh, bukan? Sobat Si Kecil, marilah berupaya seperti beliau. Agar kita dapat memetik manfaatnya kelak.

Mendidik anak dengan metode yang baik juga dapat memelihara keluarga dari api neraka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)

Adab, Bekal Terbaik Si Kecil

Ingatlah bahwa adab adalah bekal terbaik yang menemani perjalanan anak hingga dewasa. Tidak ada garansi manapun yang memiliki jaminan pada usia berapa manusia akan berpulang. Begitu pula usia orang tua. Warisan harta hanya mampu mencukupi bekal perjalanan anak dalam kurun waktu tertentu, lalu habis tidak tersisa. Sedangkan warisan pendidikan yang baik akan menjadi bekal perjalanan seumur hidup anak bahkan turun temurun karena akan diajarkan hingga ke generasi selanjutnya. Adab yang baik adalah cerminan akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia adalah cerminan calon penghuni surga. Wallahu a'lam bishawab.

Tanamkan pada benak kita bahwa adab haruslah menjadi yang pertama dan diajarkan pertama kali di lingkungan keluarga. Apa saja macam-macam adab yang perlu ditanamkan kepada anak-anak? Nanti akan ada artikel tersendiri yang mengulas sifat-sifat adab yang dikhususkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Sejatinya mulusnya lisan maupun tulisan dalam menyampaikan kebaikan adalah karena petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kebaikan itu hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jika terdapat kesalahan dalam tulisan ini, maka sejatinya karena dan milik Ruang Si Kecil yang senantiasa terbuka untuk menerima masukan.

Jazakumullah khairan.


17 comments:

  1. benar mbak, adab itu yang pertama
    assalamualaykum

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam warahmatullah.
      Iya mbak, moga adab keturunan anak cucu dan generasi kita senantiasa terjaga baik.

      Delete
    2. Btw baru baca artikelnya.. hehehehe yg dulu belum ada baru komen ninggalin jejak.. MasyaAlloh mbak..

      Delete
  2. Replies
    1. Iya mbak.
      Alhamdulillah paket komplit ya agama kita ini, dari yang A-Z dijabarkan.

      Delete
  3. MasyaAllah... dengan pondasi aqidah yang kuat, adab anak akan menjadi indah. Karena jelas hidupnya diperuntukkan Allah.

    ReplyDelete
  4. Pentingnya adab diajarkan sejak dini , sehingga menjadi modal untuk si anak di kemudian hari. .😊 misalnya setelah dewasa menjadi berhati-hati ..

    ReplyDelete
  5. Setujuuu. Adab sebelum ilmu. Tinggal prakteknya ini yg masih suka nggleyor, huhuuu. Thank u sudah mengingatkan, Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon diingatkan kembali jika saya yang lalai mbak. Terima kasih mbak.

      Delete
  6. MasyaAllah tulisan yang dalam. aku inget ada nama temenku, adib kamaly yang artinya beradablah sempurna (semacam kalimat perintah yg diberikan oleh ayahnya yg seorg ulama). Insyaallah Islam sdh mngatur semuanya ya, Rasulullah sdh meneladani, tinggal kitanya memilih potensi kebaikan atau sebaliknya :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren namanya mba. Adib Kamaly

      Delete
    2. Keren namanya mba. Adib Kamaly

      Delete
    3. Terima kasih mbak. Moga kita senantiasa berada di jalur potensi kebaikan mbak.

      Delete
    4. Husna juga nama yang keren mbak.

      Delete